Bagaimana masa depan media cetak?
Akankah media cetak tetap bertahan atau justru akan menghilang ditengah
derasnya arus perkembangan media online? Tak heran jika hal tersebut banyak
ditanyakan oleh berbagai pihak, mengingat dizaman teknologi internet seperti
sekarang ini, keeksisan media cetak semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari
semakin menurunnya jumlah oplah koran, baik di Indonesia maupun di dunia.
Selain itu, mulai banyak industri-indutri koran yang gulung tikar, seperti yang
baru-baru ini dialami oleh salah satu industri raksasa koran di AS. Melihat hal
tersebut, banyak pihak yang memprediksi bahwa suatu saat nanti media cetak akan
benar-benar menghilang, dan digantikan oleh media online.
Jika dilihat dari semakin
menurunnya permintaan dan produksi koran, serta semakin meningkatnya jumlah
pengguna internet, bukan tidak mungkin prediksi mengenai “kematian” media cetak
akan benar-benar terjadi. Di Indonesia sendiri, terutama di kota-kota besar
seperti Jakarta, sebagian masyarakat lebih memilih untuk membaca berita yang
tersaji di media online daripada di media cetak. Hal ini didukung oleh data
yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat
dan pada tahun 2012 jumlah tersebut mencapai 61 juta pengguna (sumber:tekno.liputan6.com). Berbagai
kelebihan yang ditawarkan oleh media online pun menjadi alasan masyarakat lebih
memilih media online daripada media cetak.
Kelebihan yang pertama yaitu berita
yang disajikan dalam media online lebih up-to-date
dibandingkan dengan berita yang disajikan dalam media cetak. Berbeda dengan
media cetak yang memiliki periodisasi penerbitan (per hari, per minggu, per
bulan, dsb), media online tidak terpaku pada periodisasi penerbitan. Peristiwa
yang baru terjadi hari ini bisa langsung dimuat oleh media online dan bisa
langsung dibaca oleh masyarakat yang mengaksesnya. Sedangkan untuk media cetak,
peristiwa yang terjadi hari ini, baru akan dimuat keesokan harinya.
Yang kedua, media online lebih
praktis untuk digunakan, apalagi didukung dengan perkembangan teknologi
informasi yang begitu pesat dan selalu memberikan kemudahan-kemudahan baru bagi
masyarakat. Masyarakat dengan mudah bisa mengakses internet dan membaca
berita-berita di media online melalui smartphone dan gadget-gadget lainnya. Selain
itu, media online juga memungkinkan penggabungan berbagai format penyajian,
seperti penggabungan antara tulisan, video dan audio, yang tidak bisa ditemukan
pada media cetak.
Selanjutnya, media online dianggap
lebih ramah lingkungan. Isu global warming yang berkembang di masyarakat
semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan. Bagi mereka yang menerapkan gaya hidup tersebut, media cetak
dianggap tidak ramah lingkungan, karena kebanyakan orang cenderung hanya membaca
koran yang dibelinya sekali saja, dan kemudian koran hanya menjadi kertas bekas
dan tidak terpakai. Apalagi sekarang industri media cetak sudah mulai
memanfaatkan terknologi internet dengan menyajikan versi online (seperti koran Kompas
yang membuat kompas.com) dan koran versi digital (e-paper) yang isinya sama persis dengan koran versi
cetak. Tentunya mereka lebih memilih versi online dan e-paper jika berita yang
disajikan pun akhirnya sama dengan berita yang disajikan dalam koran versi
cetak.
Kelebihan berikutnya yaitu media
online tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pengguna media online bisa mengakses
berita-berita di situs tersebut kapan saja dan dimana saja selama masih ada
koneksi internet. Selain itu, media online memungkinkan adanya interaksi antara
pembaca dengan penulis berita. Dalam hal ini, pembaca dapat ikut aktif dalam
memberikan komentar terhadap berita yang mereka baca melalui kolom-kolom
komentar (seperti kolom komentar yang tersedia pada media detik.com dan media-media online lainnya). Selain itu, pembaca juga
dimungkinkan untuk aktif menjadi penulis dalam forum-forum seperti kompasiana.com.
Jumlah pembaca koran di negara berkembang
seperti Indonesia memang bisa dikatakan masih cukup banyak dibandingkan dengan negara-negara
maju yang sudah begitu akrab dengan teknologi internet. Salah satu faktor
pendukungnya yaitu masih adanya keterbatasan untuk mengakses internet di
daerah-daerah kecil sehingga membuat masyarakat disana belum bisa membaca
berita di media online. Akan tetapi, tetap saja jumlah pembaca koran dari hari
ke hari semakin menurun, dan hal itu turut menurunkan pula jumlah produksi
koran. Penurunan jumlah produksi tentunya juga ikut merugikan industri koran
tersebut dan pada akhirnya akan berakibat pada kebangkrutan. Bisa kita lihat
juga sekarang sudah banyak industri media cetak yang melakukan konvergensi
media, salah satunya dengan membuat versi online (koran Kompas dengan
kompas.com, koran Jakarta Post dengan thejakartapost.com, dsb). Jadi, bukan tak
mungkin suatu saat nanti media cetak akan benar-benar menghilang karena tidak
mampu bertahan melawan arus perkembangan media online.